WACANA KAMPUNG PENGOK  JADI DESTINASI WISATA KERETA API

Dalam masa reses DPRD Kota Yogyakarta dari tanggal 29 November s/d 4 Desember 2019, salah satu lokasi yang dikunjungi oleh anggota DPRD Kota Yogyakarta, Antonius Fokki Ardiyanto S.IP adalah wilayah Kampung Pengok. Pada Minggu (1/12), Foki mengundang  tokoh tokoh masyarakat, pemuda dan ibu di wilayah Kampung Pengok ke di Balai RW 10 Pengok Demangan untuk melakukan dialog dan tatap muka langsung dengan warga kampung Pengok. Dalam kesempatan itu, Fokki menyampaikan bahwa ada 2 (dua) tujuan reses pada tahun ini. Pertama, sosialisasi program program Pemerintah Kota Yogyakarta di tahun 2020, diantaranya kebijakan anggaran yang sudah disetujui bersama dalam APBD TA 2020 antara DPRD dan Walikota Yogyakarta. Dalam kebijakan anggaran tersebut, yang terpenting adalah masih dianggarkannya iur bayar BPJS JKN kelas 3 bagi masyarakat Kota Yogyakarta,  sehingga masyarakat tidak terpengaruh oleh kenaikan iur bayar BPJS JKN per Januari 2020. Disamping itu, juga masih ada program Jaminan Pendidikan Daerah yang salah satunya adalah SD dan SMP Negeri dibiayai APBD. Kedua, karena reses ini berbarengan dengan rencana pelaksanaan Musrenbang tingkat Kelurahan dan Kecamatan maka hasil dari reses akan menjadi salah satu masukan yang akan menjadi Pokok-pokok Pikiran (pokir) DPRD sesuai dengan amanah Permendagri No. 86/2017. “Pokir ini akan menjadi salah satu referensi dalam pengambilan kebijakan pembangunan di Kota Yogyakarta tahun 2021, dengan tematik : Peningkatan Infrastruktur dan Perekonomian Berbasis Pariwisata Untuk Kesejahteraan Masyarakat,” tutur anggota Komisi B ini.

Dalam reses yang juga dihadiri oleh Camat Gondokusuman, eksekutif dari Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata serta Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta, ada hal yang menantang dan menarik yang disampaikan oleh Fokki yaitu bagaimana menjadikan Kampung Pengok sebagai destinasi wisata baru perkereta apian di Kota Yogyakarta.  Pertanyaan ini muncul didasari adanya potensi yang bisa dikembangkan lebih lanjut yaitu adanya bengkel kereta api yang juga merupakan bagian dari sejarah perkereta apian di Indonesia. “Ini juga merupakan destinasi yang baru di Kota Yogyakarta. Kalau Ambarawa bisa menjadikan Stasiun Kereta Api menjadi destinasi wisata mengapa Pengok yang punya Bengkel Kereta Api dan kawasannya tidak bisa? Apabila ini benar benar terealisir, maka ini dapat menambah dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka lapangan pekerjaan baru, mengingat pasti ada efek ekonomi yang mengikuti misal kuliner, cinderamata dan parkir,” ucap Fokki.

Dalam kesempatan itu Fokki, juga menyampaikan agar warga Pengok jangan jadi penonton dalam gerak laju pembangunan di Kota Yogyakarta mengingat ada tiga kawasan yang akan berkembang yaitu kawasan lempuyangan dimana stasiun lempuyangan akan jadi pintu masuk dan keluar menuju bandara NYIA dan ada pembangunan kawasan bisnis di bekas depo pertamina. Kedua, kawasan kotabaru dan kridosono yang akan menjadi wisata heritage dengan ciri bentuk bangunan indische. Ketiga, kawasan embung langensari di Kampung Klitren Lor yang akan dijadikan destinasi wisata air. “Selain itu juga akan ditambah rencana pengembangan Kampung Sapen menjadi Kampung Inggris. Sebagai awalan, Fokki juga meminta supaya Dinas Kebudayaan bisa mengkaji supaya bisa diadakan event, seperti festival kereta api dan membuat cerita secara tertulis tentang Pengok dikaitkan dengan sejarah perkereta apian di Indonesia. Dinas Pariwisata juga diharapkan bisa melakukan intervensi dalam hal branding wisata kereta api di Kampung Pengok,” terang Fokki.  (fok/ast)