Wujud Toleransi Beragama : Dewan dan FMKI Berkunjung ke Museum Muhammadiyah
Dalam rangka mengimplementasikan ideologi Pancasila yaitu bertoleransi dan merawat kebhinekaan, maka Antonius Fokki Ardiyanto SIP selaku anggota DPRD Kota Yogyakarta mengikuti anjangsana di Museum Muhammadiyah Jelajahi Jejak Amal Kemanusiaan Membangun Peradaban yang bertempat di kawasan Kampus Universitas Ahmad Dahlan UAD Ringroad selatan Yogyakarta.
Agenda tersebut diinisiasi oleh kawan kawan FMKI Forum Masyarakat Katolik Indonesia DIY yang bertujuan menjalin silaturahmi antar kekuatan bangsa untuk merawat peradaban dan menjaga kebhinekaan sesuai dengan Pancasila.
Antonius Fokki Ardiyanto S.IP selaku anggota DPRD Kota Yogyakarta menyampaikan bahwa dirinya termotivasi ikut selain mempunyai tujuan diatas juga ada tujuan lain yaitu bagaimana konsep pembangunan museum Muhammadiyah yang ada di Yogyakarta yang di dalamnya selain berisi sejarah berdirinya Muhammadiyah dan organisasi organisasi otonom yang ada di dalamnya, juga berisi sejarah pergerakan Muhammadiyah baik sebagai organisasi maupun orang per orang seperti Soekarno dan Fatmawati sebagai orang Muhammadiyah yang mempunyai kontribusi besar dalam memerdekakan dan memajukan bangsa serta rakyat di republik ini. Hal hal yang melatar belakangi dan yang berkaitan dengan itu yang ingin dicontoh untuk juga bisa membangun Museum Mgr Soegijapranata salah satu Uskup Agung pribumi pertama yang juga Pahlawan Nasional yang terkenal dengan semboyan 100% Katolik 100% Indonesia dimana jejaksejarahnya adalah tonggak sejarah bagi umat Katolik di Indonesia dalam mematahkan stigma di masa itu menuju kemerdekaan Indonesia. Jejak sejarah Uskup Agung Alb Soegijapranata dapat terlacak di salah satu ruangan Gereja Katolik Bintaran Mergangsan Kota Yogyakarta. Ditambah dengan adanya kekuatan wilayah Bintaran yang masuk ke kawasan penyangga Kawasan Cagar Budaya Puro Pakualaman maka ada dukungan Dana Keistimewaan yang dapat dimaksimalkan kalau kita sama sama serius ingin merealisasikan Museum Perjuangan Uskup Agung Soegijapranata dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Museum bukan hanya sebagai ornamen mati tanpa makna, tetapi ini adalah merawat ingatan sejarah jasmerah jangan sekali kali meninggalkan sejarah dan juga sebagai pembelajaran nyata ke depan dalam membangun bangsa ke depan yang tidak boleh lepas dari akar sejarahnya. Salah satu akar sejarah memerdekakan bangsa ini adalah perjuangan semua komponen dan lapisan masyarakat tanpa memandang suku agama ras. Maka seperti yang juga disampaikan oleh Bung Karno dalam pidato di BPUPK tanggal 1 Juni 1945 yang inti sari kalimatnya adalah bahwa negara ini didirikan semua untuk semua bukan untuk satu golongan saja, buka untuk satu suku saja, bukan untuk satu agama, bukan untuk golongan kaya saja. Tetapi negara ini didirikan untuk semua rakyat Indonesia dengan dasar Pancasila.
Antonius Fokki Ardiyanto S.IP
Anggota DPRD Kota Yogyakarta Fraksi PDI Perjuangan