Hasil Pembelajaran Jarak Jauh Masih Belum Maksimal, Kita Harus Segera Siapkan Pembelajaran Tatap Muka

Yogyakarta: Anggota Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Suryani mengatakan Pembelajaran Jarak Jauh saat ini memang masih menjadi pro kontra, jika di lihat secara kesehatan PJJ memang jauh lebih aman, tapi secara kualitas pembelajaran tentu terjadi penurunan, karna tidak adanya interaksi di sekolah, dan penjelasan materi pembelajaranpun nampaknya akan lebih leluasa di sampaikan guru jika dilakukan secara tatap muka.

Anggota fraksi PDI Perjuangan ini juga menyampaikan hasil Asesmen Standar Pendidikan Daerah (ASPD) kota Yogyakarta kemarin juga belum sesuai harapan karna masih di bawah standar.
“Nilai ASPD kemarin memang masih belum sesuai harapan, oleh karena itu harus ada suatu terobosan untuk menjembatani PJJ dan tatap muka, apalagi sudah ada SKB 4 menteri tentang pembelajaran di masa pandemic.

Suryani pun mengatakan pihak DPRD kota Yogyakarta sudah berkomitmen untuk mendukung dan semua upaya yang menuju kesana, agar pembelajaran tatap muka bisa segera di lakukan kembali.

“Tentu akan kita support betul, baik itu terkait anggaran untuk penyediaan sarana prasarana, karna harapan dari dewan adalah agar pendidikan berjalan dengan baik, namun tetap mengutamakan kesehatan anak-anak, karna mereka merupakan harapan bangsa ini.”

Menanggapi hal itu Budi Asrori selaku Kepala Dinas pendidikan, pemuda dan olahraga Kota Yogyakarta mengatakan sebenarnya sudah merancang terkait simulasi-simulasi pembelajaran tatap muka di masa pandemic ini.

“Sebenarnya pada anggaran tahun 2020 kemarin kita telah melengkapi beberapa sekolah dengan sarana-prasarana protocol kesehatan, seperti westafel, termo gun, dan kami juga telah membuatkan SOP tentang tata cara mengantar dan menjemput anak, kegiatan social anak disekolah, ketika ia di kantin, di tempat ibadah, hingga tata cara ketika guru mengajar.”

Pihaknya pun telah merencanakan di bulan januari atau februari kemaren untuk memulai pembelajaran tatap muka, namun karna ada perpanjangan PPKM maka harus menunda pelaksanaan tersebut.
“Kami rencanankan januari atau februari kemaren, namun karna ada PPKM, maka kami harus menundanya. Tapi kami tetap berupaya untuk tetap bersiap, jika sewaktu-waktu sekolah tatap muka bisa di buka, maka semua sekolah sudah terpenuhi dengan sarana protocol kesehatan.”