Kembalikan Nuasa Jogja “Ayem”
Temuan kasus Covid-19 di Kota Yogya dinilai sudah seperti 'hantu' hingga menjadikan kota ini tidak lagi ayem. Hal ini karena tambahan kasus positif yang cukup pesat, klaster baru bermunculan, ditemukannya mutasi virus dengan kecepatan penularan yang semakin melesat dan lainnya. Penegakan aturan yang terkait protokol pun harus ekstra agar Yogya tidak semakin mencekam. Anggota Fraksi PKS Kota Yogya Triyono Hari Kuncoro, berharap kejujuran Pemkot dalam hal informasi tentang data mutakhir yang valid. Selain itu diimbangi dengan testing cepat dan akurat, penambahan jumlah shelter atau kapasitas tempat merawat pasien dan hal lain berkaitan dengan penanganan pasien positif Covid-19. "Di sisi lain penegakan aturan protokol kesehatan perlu digencarkan. Dari laporan Sat Pol PP masih banyak warga yang beraktivitas di ruas jalan utama tidak memakai masker bahkan tidak membawa dengan berbagai alasan dan jumlahnya ratusan. Restoran, tempat makan yang ramai pengunjung pun tidak menggunakan masker. Begitu juga di pasar dan warung-warung kampung banyak yang tidak mengindahkan protokol kesehatan," urai Kuncoro.
Langkah Sat Pol PP yang akan bekerja sama dengan kepolisian dan TNI patut diapresiasi dan didukung dana yang cukup. Penegakan aturan harus dipertegas dengan sanksi yang mendidik, sehat atau senang. Setiap unit usaha juga harus mendapatkan perlakuan yang sama. Kalau diharuskan rapid test ya semua. “Menurut saya ini menjadi faktor yang sangat penting di tengah upaya pemulihan ekonomi yang tidak bisa dihindari juga,” tandasnya.
Pemkot harus benar-benar mendahulukan keselamatan warga sehingga alokasi dana penanganan Covid-19 diberi porsi lebih. “Hal ini sebagaimana yang saya sampaikan pada pandangan umum fraksi terkait perubahan APBD 2020. Kejelian Pemkot sangat dibutuhkan dalam rangka memutus rantai penularan. Bahkan jika diperlukan kita mundur ke Bulan April selama dua pekan kembali Work From Home, pembatasan tempat buka usaha, pasar dan sebagainya dengan harapan peluang penyebaran virus bisa diminimalisir," tegas Kuncoro. (dhi/ast)