Dewan Dorong Pemkot Jogja Sediakan Shelter Pasien OTG

Belakangan ini Kota Jogja dihadapkan dengan peningkatan jumlah pasien positif korona, baik yang disertai gejala maupun orang tanpa gejala (OTG). Sampai dengan saat ini total ada 183 pasien positif korona dengan perincian: sembuh sebanyak 120 orang, meninggal 10 dan masih dirawat 53 orang. Muhammad Ali Fahmi, Anggota Komisi D DPRD Kota Yogyakarta mengungkapkan selain disiapkan rumah sakit rujukan untuk pasien positif korona, Pemerintah Kota (Pemkot) perlu menyediakan shelter sebagai tempat yang layak untuk isolasi pasien OTG. “Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan, bahwa pasien OTG dapat isolasi mandiri di rumah, padahal ada sebagian pasien OTG yang punya anak balita dan lansia tinggal dalam satu rumah sehingga ada resiko terjadi penularan pada saat isolasi mandiri,” tuturnya.

Menurut Fahmi, pengadaan shelter merupakan kebutuhan yang sangat mendesak mengingat semakin banyak jumlah pasien OTG di Kota Yogyakarta. Shelter tersebut dapat memanfaatkan gedung milik Pemkot yang tidak/belum digunakan, tentunya dengan disertai fasilitas penunjang termasuk ketercukupan makanan dan gizi serta dipantau secara rutin oleh dokter. “Disamping itu Pemkot juga perlu persiapkan rumah sakit non-rujukan sebagai cadangan untuk isolasi jika shelter tidak mampu lagi menampung pasien OTG,” ucap Fahmi.

Sementara, berdasarkan informasi yang dihimpun Harian Jogja, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Emma Rahmi membenarkan hal tersebut. Pihaknya mengaku sedang mempersiapkan pengadaan shelter, namun belum merinci lokasi shelter yang akan disiapkan. Termasuk juga kegunaan shelter untuk kasus covid-19 bergejala atau pasien yang tidak memiliki gejala. “Shelter sedang disiapkan. Soal berapa jumlah ruang isolasi yang dimiliki rumah sakit rujukan covid-19 ataupun ruang isolasi yang terisi akan dipaparkan Gugus Tugas Penanganan Covid-19,” urainya. (af/ast)