New Normal untuk Pulihkan Pergerakan Ekonomi

Komisi B DPRD Kota Jogja gelar rapat kerja dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Jogja pada Rabu (10/6) pagi. Raker ini membahas tentang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di Kota Yogyakarta di masa pandemi covid-19. Di masa pandemi ini, situasi perekonomian masyarakat yang bergerak sangat lambat bahkan dikatakan mati suri tentu sangat berpengaruh terhadap pendapatan Pemerintah Kota Yogyakarta. Pendapatan ini berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan/program pemerintah dalam hal public service (pelayanan kepada masyarakat).

Wasesa, Kepala BPKAD Kota Jogja memaparkan posisi anggaran pada bulan Mei 2020 terdapat realisasi penerimaan pajak daerah sebesar : Rp. 131.984.284.777 atau sebesar 29,26%. Wajib pajak yang menyampaikan permohonan pengurangan pajak ada sebanyak 5.660 wajib pajak/per 8 juni 2020. Disamping itu Pemerintah Kota Yogyakarta juga mendapatkan penerimaan dari sisi: Dana Perimbangan sebesar Rp.48.345.970.400, Dana Alokasi Umum sebesar Rp. 48.288.179.000, Dana Alokasi Khusus fisik sebanyak Rp. 57.791.400 dan Retribusi Daerah yang mencapai Rp. 177.774.991,-.

Berdasarkan paparan tersebut, Antonius Fokki Ardiyanto, anggota Komisi B DPRD Kota Jogja memberikan tanggapan bahwa ketika mendalami persoalan penerimaan Pemerintah Kota Yogyakarta dari sisi pendapatan dikaitkan dengan penyelenggaraan pemerintah sebagai publik service maka terungkap bahwa posisi riil keuangan Pemerintah Kota Yogyakarta adalah Rp.212.838.135.910,- Dalam posisi keuangan riil total tersebut maka bila tidak ada penambahan penerimaan, jalannya roda pemerintahan di Kota Yogyakarta "dalam urusan wajib saja" hanya bisa bertahan sampai 4 (empat) bulan yaitu sampai September 2020. “Artinya bila situasi pandemi covid-19 tidak ada progresif kebijakan dari pemerintah pusat ataupun DIY dalam bergerak ke kehidupan new normal, maka pergerakan ekonomi juga hanya jalan di tempat maka dapat dipastikan fungsi dari pemerintah sebagai public service terancam shut down,” ujarnya.

Fokki juga menegaskan supaya ada kesadaran bersama dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat bahwa covid-19 akan terus ada berdampingan dengan kita. “Sebagai mahluk homo sapiens, maka kalau kita ingin survive ya jalani kehidupan new normal dengan protokol kesehatan yaitu pakai masker,  social/physical distancing serta sering cuci tangan,” tandas Fokki. (ant/ast)