Kontijensi Pandemi Virus Diperlukan, Kondisi di Luar Perkiraan Harus Diantisipasi

Upaya yang dilakukan gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Yogya dinilai banyak peningkatan. Akan tetapi, kondisi di luar perkiraan juga harus diantisipasi agar berbagai potensi atau risiko dampaknya dapat tereliminasi. Anggota Fraksi PDIP yang juga Ketua Komisi D DPRD Kota Yogya Dwi Saryono, menyebut salah satu kondisi di luar perkiraan ialah membanjirnya pemudik dalam waktu yang hampir bersamaan. "Berbagai daerah sudah mengimbau larangan mudik. Saat ini pun jumlah pemudik terbilang sepi. Tapi jika nanti mendekati Lebaran ada gelombang pemudik, maka perlu antisipasi sejak dini. Penanganan terhadap hal yang tidak diinginkan harus disiapkan," tandasnya, Rabu, (15/4).

Budaya mudik saat momentum Lebaran sangat kental di Indonesia. Padahal penduduk yang melakukan perjalanan dari wilayah pandemi bisa menjadi pembawa virus Korona meski kondisinya sehat. Kota Yogya sebagai salah satu daerah tujuan harus memiliki kesiapan khusus untuk menghadapinya. Tidak hanya soal pemudik, Pemkot terutama gugus tugas juga harus memetakan risiko lain yang tidak diinginkan. Mulai dari ketersediaan ruang perawatan, tim medis berikut alat pelindung diri hingga kemampuan anggaran daerah. Berbagai pemetaan itu bisa disusun dalam kontijensi pandemi virus atau wabah penyakit agar pola penganan di waktu mendatang semakin baik. "Gugus tugas saat ini sudah bagus. Seluruh wilayah juga sudah dilakukan penyemprotan disinfektan. Tapi ada satu hal, yakni anggaran sebesar Rp 6,5 miliar untuk tangani Covid-19 ini perlu dilaporkan penggunaannya ke dewan agar ada koordinasinya," imbuhnya.

Dwi Saryono menambahkan gugus tugas yang ada di wilayah terutama kelurahan dan kecamatan, masih perlu ketegasan apakah bisa mengelola anggaran atau sekadar koordinatif. Apalagi saat ini sudah terjalin komunikasi yang cukup bagus dengan perangkat RT, RW, maupun tagana dan karangtaruna. Namun demikian, warga yang berada di tingkat bawah juga perlu ada edukasi mengenai pola bantuan yang disiapkan oleh pemerintah. Di samping itu, hal yang tidak bisa dikesampingkan ialah akses informasi publik. Virus Korona selama ini seakan menjadi persoalan yang sangat besar. Padahal kasus lain seperti demam berdarah dan TBC juga tidak kalah pelik dari sisi jumlah penderita maupun kasus kematiannya. Oleh karena itu Pemkot Yogya harus mampu membuat tenang seluruh warganya. "Jika warga resah, maka ada beban psikologis hingga menurunkan kadar imunitas. Ketika imun menurun, otomatis akan mudah atau rentan terkena virus," urainya. (Dhi/Ast)